Makan pakai kecap saja !

17 September 2018

Semasa kuliah, kecap menjadi pertanda bahwa saya sedang dalam krisis finansial. Dompet mengempis dan uang untuk makan nyaris habis. Kecap pun menjadi pilihan menu yang tepat. Cukuplah di atas sepiring nasi diwarnai semburat kecap; tempe dan krupuk ikut memeriahkan santapan saya. Meski menandai krisis, kecap melecutkan rasa senang, bukan karena menyelamatkan saya dari lapar, tetapi juga karena saya menyukai rasanya yang manis. 

Hikayat kecap itu membersitkan fakta, ternyata di masa-masa sulit kita masih bisa menemukan pilihan yang menyukakan hati. Yeremia, ketika dalam kesulitan, juga menemukan pilihan yang menyukakan hatinya, yakni firman Tuhan. Kita pun bisa menemukan firman Tuhan yang memberi penghiburan, kekuatan, dan hikmat ilahi. Firman Tuhan itu memberi kelegaan hati, menerangi pikiran, dan meneguhkan iman kita. Sabda Tuhan tidak hanya menyingkapkan sikap dan keputusan yang keliru, tetapi juga menyantuni kita dengan kebenaran. Itulah rahasia di balik firman Tuhan yang menjadi kegirangan dan kesukaan hati Yeremia. 

Seperti Yeremia, hari demi hari, kita seharusnya belajar menikmati firman, sabda atau perkataan Tuhan, terlebih di saat melawan kesulitan dan penderitaan. Firman Tuhan itu terang dan perisai yang memampukan kita saat melewati lembah kekelaman sekalipun. Pagi ini, mari membuka Alkitab kita, khusyuk membaca dan menikmati firman-Nya yang memberi kegirangan dan yang menyukakan hati itu.

KIRANYA FIRMAN-NYA MEMBERI KITA KEGIRANGAN;
KIRANYA FIRMAN-NYA MEMBERI KITA KEKUATAN

 

Agus Santosa / RH