Aku Kembali

13 July 2018

Seorang kawan lama tiba-tiba menghubungi saya melalui BBM. Setelah saling menanyakan kabar masing-masing, kami bertukar kabar tentang kondisi terkini. Alangkah terkejutnya saya waktu ia mengatakan bahwa dirinya sudah lama jauh dari Tuhan, tidak lagi aktif dalam pelayanan. Padahal, setahu saya, ia termasuk orang yang paling semangat kalau menyangkut hal-hal rohani. Sepanjang pembicaraan, ia terus mengeluhkan keadaannya sekarang dan membandingkan dengan keadaannya dulu.

Mendengar kisahnya tersebut, saya teringat akan kisah anak yang hilang. Keduanya—teman saya dan si anak hilang—sama-sama menyadari keadaan mereka yang jauh dari Tuhan. Akan tetapi, anak yang hilang itu memutuskan untuk bertindak, “Aku akan...”. Inilah yang membedakan antara anak yang hilang dan teman saya. Teman saya itu hanya mengeluh sambil mengenang kesuksesan masa lalunya, tetapi tidak melakukan apa-apa untuk memulihkan dan memperbaiki keadaannya, sementara anak yang hilang memutuskan untuk bertindak.

Meskipun Tuhan tidak pernah meninggalkan kita atau membiarkan kita seorang diri, mungkin saja kita merasa jauh dari Tuhan. Kalau begitu yang harus kita lakukan adalah “bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan...”, bukan meratapi keadaan kita sekarang. Meratap tidak akan mengubah apa-apa. Tetapi, pertobatan menyadarkan kita kembali akan penyertaan-Nya. Seperti bapa dalam perumpamaan Yesus, Tuhan sudah menanti dan siap memeluk kita

TIDAK CUKUP HANYA MENYADARI KEADAAN KITA,
KITA PERLU MELAKUKAN SESUATU UNTUK MENGUBAHNYA

 

Denny Pranoto / RH