Exclusive Interview Bahtera Yudha FM bersama Planetshakers

14 August 2018

Sobat Bahtera Yudha, anda nonton konser Sound Of Praise (SOP) bersama Planetshakers di Supermal Convention Center Surabaya ?

Selasa, 7 Agustus 2018, SSCC dihadiri sekitar 7000 orang jemaat penuh sesak, larut dalam atmosfir pujian penyembahan. 15 lagu baru dilantunkan oleh SOP bersama Planetshakers dalam konser bertajuk #iAmLoved. Live recording malam itu direncanakan akan segera dirilis dalam bentuk album.

Sebelum konser, Gideon Yusdianto dari Bahtera Yudha FM sempat bertemu dan mewawancarai Planetshakers dari Melbourne Australia. Kami bertemu dengan Rudy Nikkerud (lead vocalist), Josh Ham (Bass Guitarist) serta Chelsi Nikkerud (background vocalist).

Berikut hasil wawancara Bahtera Yudha FM dengan Planetshakers


Gideon :  

Planetshakers selalu konsisten memainkan musik dengan style techno ya?


Rudy : 

Yeah, saya tidak tahu bagaimana kamu menyebutnya. Techno? Atau bagaimana kamu menyebutnya?  (tanya ke Josh)

 

Josh: 
Ya, itu seperti campuran dari semua jenis musik. Ada sedikit dance, sedikit rock, sedikit funk. Ya, seperti itu.

 

Gideon :
Okay. Jadi bagaimana Planetshakers menanggapi isu bahwa musik kalian terkesan terlalu berisik dan keras, khususnya bagi pendengar kalangan dewasa dan para lansia?

 

Josh:  
Saya rasa gak jadi masalah. Ketika anda sudah berada di Surga, di sana akan sangat berisik dengan pujian penyembahan.

 

Rudy:
Akan ada banyak terompet, simbal, nyanyian dan penyembahan. Jadi, saya rasa akan terdengar sangat keras.

 

Gideon :  
Mari kita goncang Surabaya kalau begitu ! Hahaha...

 

Rudy:  
Secara pribadi menurut saya gak masalah. Kalau andalihat dan mendengarkan lagu-lagu best selling di dunia,. ataukalau anda nonton film-film  best selling di dunia, style dari lagunya, musiknya, dan medianya, itu semua terkesan “muda”.

Itulah yang saya sebut sebagai bahasa tema. Saya juga berpikir bahwa umur itu tidak ditentukan dari akte lahir anda. Umur itu ditentukan dari pola pikir anda.

Saya pernah bertemu seorang anak berumur 6 tahun yang hatinya berjiwa muda. Tetapi saya juga pernah bertemu dengan seorang anak berumur 16 tahun yang “lebih tua” dari seorang yang berumur 60 tahun. Semua tergantung pola pikir individu masing-masing sih ! . Jadi saya mendorong para orang dewasa, termasuk yang sudah lanjut usia,  terima dan nikmati musik yang kita suguhkan.

Maaf mau nanya,  apakah anda beribadah di Gereja kan ?

 

Gideon:
Iya, saya ke Gereja.

 

Rudy:
Ok, jadi ketika kita bicara tentang Gereja, anda tahu banyak orang berpikir bahwa semakin tua usia anda, anda makin berhak untuk menentukan semua keputusan.

Tapi menurut saya,dengan semakin bertambahnya usia kita, kita harus menggunakan kedewasaan kita untuk berkata bahwa apapun stylenya, aku akan ikut berpartisipasi dan ikut serta menikmatinya.

Style seharusnya tidakjadi masalah. Akan tetapi, buat seorang remaja, style itu penting !

Jadi saya jauh lebih memilih untuk mengesampingkan style dan mengajak mereka untuk berpartisipasi, daripada berkata “Saya mau style yang sesuai dengan saya”
Tapi kemudian orang yang berusia dibawah 30 tahun tidak bisa connect dan menikmati musik kami.
Intinya kita harus mengusahakan apa yang lebih penting, itu sih pendapat saya.

 

Gideon:
Saya percaya di dalam lagu pujian ada sebuah kuasa. Bisakah anda ceritakan salah satu kesaksian seseorang yang dilawat kuasa Tuhan ketika ia mendengar lagu-lagu Planetshakers ?

 

Chelsi:
Ya, ceritanya berawal di Gereja kita di Stanley (Falkland). Disana ada seorang jemaat wanita yang tidak dapat bernapas selama 15 menit karena suatu kecelakaaan yang menimpanya sampai tim paramedis datang menjemputnya. Jadi saat mereka membawanya ke rumah sakit, mereka memberitahu kedua orangnya bahwa anak mereka tidak akan sembuh, anak mereka akan mati. Hidup pun otaknya akan lumpuh dan fungsinya mati total.

Namun di saat itu, kebetulan ada seorang pendeta dari Afrika Selatan. Dia bertanya, dimana kita bisa mencari hadirat Tuhan? Dimana kita bisa dikuatkan dan menyembah Tuhan? Lalu rekan kami mulai memainkan sebuah lagu kami yang berjudul “We Speak Life”. Lagu ini bertemakan penyembuhan.

Maka kamu katakan pada jemaat wanita itu bahwa kau akan hidup dan kau tidak akan mati. Dan mujizatnya adalah sebelumnya dia tidak sadarkan diri, kaku, tidak responsive. Tapi 11 hari kemudian, dia pulih, responsif, dan tidak ada penyakit / gejala apapun. Dia sembuh total !

Jadi intinya lagu yang kita nyanyikan adalah deklarasi mengenai Tuhan sendiri, jadi bukan lagunya yang powerful, tapi Tuhan Yesus yang penuh kuasa !


Okay, thank you Planetshakers ! Still be blessed by your praise and worship !


Gideon Yusdianto
Bahtera Yudha FM